Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
DPR dorong kemandirian gula nasional dari hulu ke hilir
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-16 16:28:42【Tempat Makan】600 orang sudah membaca
PerkenalanAnggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka berkunjung ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep di Kab

Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia,
Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong kemandirian industri gula nasional dari hulu ke hilir demi mewujudkan swasembada gula serta Save Molases Nasional.
"Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia," kata Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka di Surabaya, Senin.
Save Molases Nasional sendiri merupakan sebuah target baru pemerintah Indonesia untuk mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan molases atau tetes tebu secara nasional khususnya dalam konteks industri gula dan ketahanan pangan.
Menurut Rieke, langkah pemerintah sudah cepat dalam merespons persoalan penyerapan gula petani yang sebelumnya terdapat sekitar 100 ribu ton gula petani yang belum terserap.
Baca juga: ESDM gandeng industri singkong hingga tebu genjot produksi etanol
Persoalan itu, kata dia, telah teratasi melalui koordinasi lintas kementerian serta DPR RI dan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan pimpinan Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto akhirnya berkomunikasi dengan berbagai pihak hingga keluar anggaran dari kas negara sebanyak Rp1,5 triliun.
Anggaran tersebut digunakan untuk menugaskan dua pabrik gula BUMN yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk menyerap gula petani yang belum tertampung.
Ngak hanya itu, upaya diperkuat dengan kebijakan pemerintah yang telah menghapus Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen terhadap penjualan gula petani sehingga meningkatkan daya saing dan menunjukkan keberpihakan terhadap produksi dalam negeri.
Baca juga: SGN: Harga gula Rp14.500 per kilogram jaga keberlanjutan petani tebu
Selain menyoroti aspek hilir gula, Rieke juga menegaskan pentingnya pengembangan produk turunan tebu salah satunya molases atau tetes tebu yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia menyebutkan, molases berpotensi menjadi bahan baku penting bagi industri makanan, farmasi, kosmetik, dan energi baru terbarukan khususnya etanol.
“Karena pada 2027 kita akan menuju program E10,” kata Rieke.
Baca juga: Komisi VI DPR dan SGN pantau kesiapan industri bioenergi di Mojokerto
Suka(76457)
Artikel Terkait
- Pemkab Manggarai Barat mendorong keamanan pangan dalam program MBG
- Akademisi nilai kurikulum Sekolah Rakyat mampu entaskan kemiskinan
- Kemensetneg himpun masukan terkait pelaksanaan MBG di Manokwari
- Jabar targetkan perluasan pasar lewat West Java Expo 2025
- Puncak musim hujan tiba, ini dampak cuaca yang perlu diwaspadai
- Dinkes Kota Malang temukan mikroba di dalam sampel MBG
- Puluhan siswa SMP di Tulungagung Jatim keracunan MBG
- Kemenkes gelar program PENARI 27 Oktober 2025 secara serenngak
- Sari Murni Group investasi di Vietnam perkuat ekspansi ke pasar global
- Pengobatan inovatif pasien kanker makin beragam
Resep Populer
Rekomendasi

APMAKI minta polisi usut tuntas kasus nampan MBG pakai label palsu

Pemkot Madiun minta setiap SPPG miliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

BGN datangkan ahli gizi dari daerah lain untuk SPPG di Manokwari

Pembudidaya ikan harap komoditas daerah dimanfaatkan jadi menu MBG

Raffi Ahmad apresiasi transformasi lapas di Nusakambangan

BSI: Pembiayaan yang disalurkan ke UMKM sudah capai Rp52,01 triliun

Dietisien ngak sarankan diet dengan hanya konsumsi buah

BPBD Cilacap: 307 warga mengungsi akibat banjir di 15 kelurahan